Sabtu, 16 Agustus 2008

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA SEBELUM DAN PASCA KEMERDEKAAN

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA SEBELUM DAN PASCA KEMERDEKAAN

1. LATAR BELAKANG

Islam di Indonesia atau Asia Tenggara merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam(sesudah hancurnya persatuan peradaban Islan yang berspusat di Baghdad pada tahun 1258M). ketujuh peradaban itu adalah: peradaban Islam Arab, Persi, Turki, Afrika hitam, Anak benua India,Arab melayu dan Islam cina. Kebudayaan peradaban yang disebut arab melayu tersebar diwilayah Asia tenggara memiliki ciri-ciri universal. Hal inilah yang menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, dengan membawa ciri khasnya masing-masing. Indonesia adalah Negara yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam.
Walaupun Indonesia tidak memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang diusung oleh Islam tidak sedikit mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan- kebudayaan yang berlaku itu lama kelamaan membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk Indonesia kepada kaemajuan dan kecerdasan. Sejarah telah mencatat, Peradaban Islam di Indonesia memiliki dua fase perkembangan yaitu: sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Pada dua fase ini terdapat beberapa perkembangan yang dilalui oleh peradaban Islam Indonesia. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang beberapa aspek peradaban Islam Indonesia dalam bidang seni, sastra, pendidikan, budaya, sosoal dan Agama, baik sebelum maupun pasca kemerdekaan. Selain itu juga akan dijelaskan tentang pusat peradaban Islam sebelum dan pasca kemerdekaan.

A. Perkembangan Seni Budaya Islam di Indonesia

Produk kesenian Islam di Indonesia sebenarnya sangat minim apabila dibandingkan dengan produk kesenian di negara Islam yang lain. Hal itu karena semangat yang mendorong muslim di negara lain untuk menciptakan pekerjaan besar tidak muncul di Indonesia. Kalaupun ada, biasanya hanya berasal dari pengaruh luar atau hanya berupa peniruan yang tidak begitu sempurna. Diantara penyebab kesenian Islam tidak begitu berkembang adalah:
1. Islam datang ke Indonesia akibat dampak kehancuran Baghdad, sehingga para pedagang ataupun ulama yang datang pada saat itu lebih memikirkan keselamatan mereka.
2. Di Indonesia, terutama dipulau jawa pada saat Islam dating sudah memiliki peradaban asli yang dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha. Yang sudah mengakar kuat terutama dipusat pemerintahan. Hal itu yang menyebabkan seni Islam yang harus menyesuaikan diri.
3. Umat Islam pendatang itu mayoritas adalah pedagang yang berorientasi mencari keuntungan. Kalaupun ada Ulama yang tidak berorientasi pada hal itu, akan tetapi mereka berdakwah dan tidak menetap pada tempat tertentu, sehingga mereka tidak berpikir untuk membuat sesuatu yang abadi.
4. Ketika ada usaha kaum pribumi untuk membangun, usaha itu dihancurkan oleh bangsa Barat yang sejak semula memang sudah bersikap memusuhi terhadap umat Islam.
5. Islam yang datang ke indonesia bercorak Islam Tasawuf, sehingga lebih mementingkan rohani daripada masalah duniawi.
6. Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan Internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan daripada kesenian.
7. Islam datang dengan jalan damai. Asalkan tidak melanggar aturan Agama maka hal itu tidak dilarang. Karena itulah aspek seni dan budaya yang ada di Indonesia tidak sehebat di negara Islam yang lain.

walaupun terdapat faktor-faktor yang menghambat perkembangan seni Budaya Indonesia, akan tetapi ada beberapa produk budaya yang sangat penting. Adapun kesenian Islam itu adalah:
a. Batu nisan
Kesenian Islam pertama masuk ke Indonesia adalah dalam bentuk batu nisan. Batu nisan yang ada pada saat itu didatangkan dari Gujarat. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya dibuat sendiri oleh orang-orang Indonesia, yang bentuknya sesuai dengan kebudayaan masing-masing daerah. Bentuk makam dari abad permulaan masuknya Agama Islam menjadi contoh model bagi makam Islam selanjutnya. Hal ini karena sebelum datangnya Islam tidak ada tradisi pemakaman.
b. Arsitektur (seni bangunan)
Seni bangunan yang bercorak Islami jarang sekali dijumpai di Indonesia. Hampir tidak ada bangunan Islam di Indonesia yang menunjukkan keagungan Islam yang setaraf dengan bangunan bersejarah yang ada di negara Islam lainnya. Disamping itu, Indonesia tidak memiliki satu corak tersendiri seperti Ottoman Style, India style dan Syiro Egypt style, meskipun Islam telah lima abad ada di Indonesia.
Model bangunan Islam pada saat itu masih sangat kental dengan aplikasi, bahkan peniruan model bangunan Hindu Budha. Hal ini dapat dilihat pada model-model masjid dan beberapa perlengkapannya, seperti: menara masjid, atap tumpang dan beduk raksasa yang semuanya adalah mengaplikasi bentuk budaya Hindu dan Budha.
Pasca kemerdekaan, Indonesia dapat berhubungan dengan bangsa yang lain. Maka sedikit demi sedikit unsur-unsur lama dapat dihilangkan. Atap tumpang yang sangat identik dengan bangunan ala hindu Budha dimodofikasi dengan kubah dari masjid timur tengah atau India. Selain itu, masjid-masjid di Indonesia dalam perkembangannya banyak meniru model-model masjid Negara Islam lainnya. Seperti masjid Syuhada yang ada di yogyakarta yang menyerupai taj mahal India, masjid Istiqlal yang menyerupai ottoman style yang ada di Byzantium dan masjid Al-Tien(di TMII) yang meniru model bangunan India.
c. Seni sastra
Dalam perekembangan bidang sastra, kebudayaan Indonesia banyak dipengaruhi oleh Persia, antara lain dengan adanya buku-buku yang disadur kedalam bahasa Indonesia. Buku-buku itu antara lain: kalilah wa dimnah, bayam budiman, abu nawas dan kisah seribu satu malam. Selain itu kesusastraan Islam juga berwujud syair sufi, diantara yang terkenal adalah syair yang dikarang oleh Hamzah Fansuri yang berjudul syair perahu. Selain itu ada pula seni tulisan arab yang disebut Khot. Khot yang ada di Indonesia tidak seberapa menonjol dibandingkan dengan Negara Islam yang lain. Pada awal munculya, khot ditulis pada nisan-nisan atau makam para ulama. Selain itu khot juga ditulis pada masjid sebagai hiasan dinding. Akan tetapi seni kaligrafi tidak begitu berkembang, karena penerapan kaligrafi arab sebagai hiasan sangat terbatas. Walaupun demikian, seni hias di kitab-kitab agak berkembang di Aceh dan kerajaan-kerajaan lain yang ulamanya banyak menulis kitab-kitab keagamaan.
Muncul pula berbagai seni tari religius, seperti tari saman dari Aceh, tari samroh dan rudad dari Banjarmasin, atraksi debus dari Banten dan wayang yang berasal dari Jawa. Wayang merupakan penggabungan antara seni Islam dan hindu, yang mencakup di dalamnya seni ukir, tari dan seni lagu. Pada awal munculnya Islam ada beberapa seni yang sengaja tidak terlalu dikembangkan, seperti arca, seni tuang logam mulia, dan seni lukis. Hal itu karena masih adanya perselisihan hukum Islam yang melarang tentang hal-hal itu.
Selain itu ada kesusastraan yang mempunyai sifat tersendiri, yang biasanya disebut suluk, yaiu berupa kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf.






PERADABAN ISLAM DI INDONESIA SEBELUM DAN PASCA KEMERDEKAAN

1. LATAR BELAKANG

Islam di Indonesia atau Asia Tenggara merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam(sesudah hancurnya persatuan peradaban Islan yang berspusat di Baghdad pada tahun 1258M). ketujuh peradaban itu adalah: peradaban Islam Arab, Persi, Turki, Afrika hitam, Anak benua India,Arab melayu dan Islam cina. Kebudayaan peradaban yang disebut arab melayu tersebar diwilayah Asia tenggara memiliki ciri-ciri universal. Hal inilah yang menyebabkan peradaban itu tetap mempertahankan bentuk integralitasnya, dengan membawa ciri khasnya masing-masing. Indonesia adalah Negara yang memiliki penduduk yang mayoritas beragama Islam.
Walaupun Indonesia tidak memakai Islam sebagai Asas Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang diusung oleh Islam tidak sedikit mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya penduduk yang beragama Islam. Kebudayaan- kebudayaan yang berlaku itu lama kelamaan membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa penduduk Indonesia kepada kaemajuan dan kecerdasan. Sejarah telah mencatat, Peradaban Islam di Indonesia memiliki dua fase perkembangan yaitu: sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Pada dua fase ini terdapat beberapa perkembangan yang dilalui oleh peradaban Islam Indonesia. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang beberapa aspek peradaban Islam Indonesia dalam bidang seni, sastra, pendidikan, budaya, sosoal dan Agama, baik sebelum maupun pasca kemerdekaan. Selain itu juga akan dijelaskan tentang pusat peradaban Islam sebelum dan pasca kemerdekaan.

A. Perkembangan Seni Budaya Islam di Indonesia

Produk kesenian Islam di Indonesia sebenarnya sangat minim apabila dibandingkan dengan produk kesenian di negara Islam yang lain. Hal itu karena semangat yang mendorong muslim di negara lain untuk menciptakan pekerjaan besar tidak muncul di Indonesia. Kalaupun ada, biasanya hanya berasal dari pengaruh luar atau hanya berupa peniruan yang tidak begitu sempurna. Diantara penyebab kesenian Islam tidak begitu berkembang adalah:
1. Islam datang ke Indonesia akibat dampak kehancuran Baghdad, sehingga para pedagang ataupun ulama yang datang pada saat itu lebih memikirkan keselamatan mereka.
2. Di Indonesia, terutama dipulau jawa pada saat Islam dating sudah memiliki peradaban asli yang dipengaruhi oleh budaya Hindu dan Budha. Yang sudah mengakar kuat terutama dipusat pemerintahan. Hal itu yang menyebabkan seni Islam yang harus menyesuaikan diri.
3. Umat Islam pendatang itu mayoritas adalah pedagang yang berorientasi mencari keuntungan. Kalaupun ada Ulama yang tidak berorientasi pada hal itu, akan tetapi mereka berdakwah dan tidak menetap pada tempat tertentu, sehingga mereka tidak berpikir untuk membuat sesuatu yang abadi.
4. Ketika ada usaha kaum pribumi untuk membangun, usaha itu dihancurkan oleh bangsa Barat yang sejak semula memang sudah bersikap memusuhi terhadap umat Islam.
5. Islam yang datang ke indonesia bercorak Islam Tasawuf, sehingga lebih mementingkan rohani daripada masalah duniawi.
6. Nusantara adalah negeri yang merupakan jalur perdagangan Internasional, sehingga penduduknya lebih mementingkan masalah perdagangan daripada kesenian.
7. Islam datang dengan jalan damai. Asalkan tidak melanggar aturan Agama maka hal itu tidak dilarang. Karena itulah aspek seni dan budaya yang ada di Indonesia tidak sehebat di negara Islam yang lain.

walaupun terdapat faktor-faktor yang menghambat perkembangan seni Budaya Indonesia, akan tetapi ada beberapa produk budaya yang sangat penting. Adapun kesenian Islam itu adalah:
a. Batu nisan
Kesenian Islam pertama masuk ke Indonesia adalah dalam bentuk batu nisan. Batu nisan yang ada pada saat itu didatangkan dari Gujarat. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya dibuat sendiri oleh orang-orang Indonesia, yang bentuknya sesuai dengan kebudayaan masing-masing daerah. Bentuk makam dari abad permulaan masuknya Agama Islam menjadi contoh model bagi makam Islam selanjutnya. Hal ini karena sebelum datangnya Islam tidak ada tradisi pemakaman.
b. Arsitektur (seni bangunan)
Seni bangunan yang bercorak Islami jarang sekali dijumpai di Indonesia. Hampir tidak ada bangunan Islam di Indonesia yang menunjukkan keagungan Islam yang setaraf dengan bangunan bersejarah yang ada di negara Islam lainnya. Disamping itu, Indonesia tidak memiliki satu corak tersendiri seperti Ottoman Style, India style dan Syiro Egypt style, meskipun Islam telah lima abad ada di Indonesia.
Model bangunan Islam pada saat itu masih sangat kental dengan aplikasi, bahkan peniruan model bangunan Hindu Budha. Hal ini dapat dilihat pada model-model masjid dan beberapa perlengkapannya, seperti: menara masjid, atap tumpang dan beduk raksasa yang semuanya adalah mengaplikasi bentuk budaya Hindu dan Budha.
Pasca kemerdekaan, Indonesia dapat berhubungan dengan bangsa yang lain. Maka sedikit demi sedikit unsur-unsur lama dapat dihilangkan. Atap tumpang yang sangat identik dengan bangunan ala hindu Budha dimodofikasi dengan kubah dari masjid timur tengah atau India. Selain itu, masjid-masjid di Indonesia dalam perkembangannya banyak meniru model-model masjid Negara Islam lainnya. Seperti masjid Syuhada yang ada di yogyakarta yang menyerupai taj mahal India, masjid Istiqlal yang menyerupai ottoman style yang ada di Byzantium dan masjid Al-Tien(di TMII) yang meniru model bangunan India.
c. Seni sastra
Dalam perekembangan bidang sastra, kebudayaan Indonesia banyak dipengaruhi oleh Persia, antara lain dengan adanya buku-buku yang disadur kedalam bahasa Indonesia. Buku-buku itu antara lain: kalilah wa dimnah, bayam budiman, abu nawas dan kisah seribu satu malam. Selain itu kesusastraan Islam juga berwujud syair sufi, diantara yang terkenal adalah syair yang dikarang oleh Hamzah Fansuri yang berjudul syair perahu. Selain itu ada pula seni tulisan arab yang disebut Khot. Khot yang ada di Indonesia tidak seberapa menonjol dibandingkan dengan Negara Islam yang lain. Pada awal munculya, khot ditulis pada nisan-nisan atau makam para ulama. Selain itu khot juga ditulis pada masjid sebagai hiasan dinding. Akan tetapi seni kaligrafi tidak begitu berkembang, karena penerapan kaligrafi arab sebagai hiasan sangat terbatas. Walaupun demikian, seni hias di kitab-kitab agak berkembang di Aceh dan kerajaan-kerajaan lain yang ulamanya banyak menulis kitab-kitab keagamaan.
Muncul pula berbagai seni tari religius, seperti tari saman dari Aceh, tari samroh dan rudad dari Banjarmasin, atraksi debus dari Banten dan wayang yang berasal dari Jawa. Wayang merupakan penggabungan antara seni Islam dan hindu, yang mencakup di dalamnya seni ukir, tari dan seni lagu. Pada awal munculnya Islam ada beberapa seni yang sengaja tidak terlalu dikembangkan, seperti arca, seni tuang logam mulia, dan seni lukis. Hal itu karena masih adanya perselisihan hukum Islam yang melarang tentang hal-hal itu.
Selain itu ada kesusastraan yang mempunyai sifat tersendiri, yang biasanya disebut suluk, yaiu berupa kitab-kitab yang berisi ajaran tasawuf.

Tidak ada komentar: