Sabtu, 16 Agustus 2008

APLIKASI PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS SOSIAL SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMA

A. Merasakan Adanya Masalah

Pembelajaran PAI di sekolah idealnya dapat membentuk siswa yang memiliki pemahaman mendalam tentang ajaran Agama Islam, serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan. Fenomena yang terjadi sekarang, pelajaran PAI dianggap sebagai pelajaran doktriner yang sangat membosankan dan tidak menarik dikalangan siswa SMA. Hal ini menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar, dan akhirnya sulit untuk memahami secara mendalam tentang apa yang telah ia pelajari. Keadaan ini diperkuat dengan adanya metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran PAI yang terkesan monoton dan tidak bervariasi.

B. Eksplorasi Dan Analisis Masalah

pendidikan Agama Islam merupakan media yang berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri manusia. Karena itulah pendidikan Agama Islam menjadi sangat urgen dalam pembentukan generasi Islam yang mampu mamahami subtansi nilai- nilai keislaman dan memiliki akhlak yang mulia.
Dalam pembelajaran PAI di sekolah, berlangsung sebuah proses sinergis antara Guru, siswa dan lingkungan pembelajaran dalam upaya mencapai perubahan tingkah laku positif yang sesuai dengan ajaran Islam. Karena itulah proses pembelajaran PAI harus dibentuk seefektif mungkin, dengan mengaplikasikan berbagai pendekatan dan metode yang relevan dengan konteks pengembangan pemahaman siswa.
Fenomena yang ada sekarang, guru PAI kurang bisa merencanakan metode dan pendekatan yang efektif dalam proses pembelajaran. Sering kali proses pembelajaran PAI diarahkan pada pembelajaran tradisional, yaitu murid dibiasakan berfikir dan mengkonstruk pengetahuannya secara individual. Dalam hal ini Guru hanya menjadi fasilitator yang selalu memberikan motivasi dan saran kepada murid untuk terus mengembangkan dan memperbaiki pemahamannya. Cara pembelajaran seperti ini akan cenderung membentuk murid yang individual dan tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Selain itu pembelajaran PAI akan menjadi tidak menarik dan tidak bervariasi.
Apabila seorang guru bisa lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran, maka sebenarnya pembelajaran PAI dapat dibuat lebih efektif dengan mengembangkan kolaborasi siswa untuk saling berbagi pengalaman, serta mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

C. Penyajian Masalah

Dalam proses pembelajaran, siswa secara terus-menerus mengkonstruksi, mengorganisasi, dan mereorganisasi pengetahuan yang telah ia peroleh sebelumnya. Karena itulah diperlukan motivasi dan asumsi bahwa pelajaran yang sedang ia pelajari menarik dan berguna bagi kehidupannya kelak. Motivasi yang kuat akan mempengaruhi minat belajar siswa dan mempercepat pemahaman siswa terhadap suatu pelajaran. Motivasi siswa antara lain dapat dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran PAI yang dikembangkan di SMA cenderung bersifat tradisional dan hanya menguatamakan pembinaan pada aspek kognitif siswa, karena itulah siswa sulit untuk dapat memahami dan menanamkan nilai-nilai ajaran Agama Islam secara mendalam.
Contohnya dalam pembelajaran PAI aspek Al-Qur’an Hadits, dalam indikatornya anak banyak diarahkan pada tujuan pencapaian kompetensi tertentu seperti: dapat membaca dan menulis dengan baik dan benar ayat-ayat tertentu,dapat menterjemahkan dengan benar, serta dapat memahami pokok kandungan ayat dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran tradisional, siswa hanya dimotivasi untuk menguasai beberapa indikator tersebut dengan penggunaan pendekatan dan metode ceramah atau penugasan-penugasan yang mengarahkan siswa hanya kompeten pada aspek kognitif saja, tanpa mempertimbangkan bagaimana pengembangan pemahaman siswa terhadap pelajaran tersebut, serta bagaimana nantinya ia dapat memiliki rasa ingin menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian pula pada PAI aspek sejarah Islam dan Aqidah Akhlak, siswa jarang sekali dikondisikan pada pembelajaran yang mengarah pada kehidupan riil nya, sehingga pengetahuan dan pemahaman siswa hanya berkutat pada pemahaman konsep dan pencapaian nilai yang baik. Padahal sesungguhnya yang lebih urgen dari itu, bagaimana siswa dapat mengembangkan pemahamannya dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Dalam hal ini Vigotsky menawarkan sebuah solusi pendekatan kontruktivis sosial yang diharapkan dapat mengarahkan siswa pada proses pengembangan kognisi secara bersama-sama dengan mengkondisikan siswa untuk dapat berkolaborasi dan bekerjasama dengan siswa lainnya. Bagaimanakah teori konstruksi sosial Vigotsky turut berperan dalam mengembangkan pemahaman siswa pada pembelajaran PAI? .

D. Pemecahan Masalah

Fenomena pembelajaran PAI yang dianggap membosankan dan tidak menyenangkan oleh siswa SMA, menyebabkan pelajaran PAI kurang begitu diminati.Hal ini terbukti dengan adanya sikap apriori siswa SMA pada pelajaran PAI. Asumsi ini sangat mempengaruhi minat dan motivasi siswa dalam mempelajari, mengakaji dan mengembangkan pemahaman tentang PAI. Dalam hal ini pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru memegang peranan yang sangat urgen.
Pandekatan konstruktivis sosial yang diusung oleh Vigotsky memberikan solusi konkrit yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI. Menurut Vigotsky guru dan teman sebaya dapat menjadi kontributor dalam pembelajaran siswa.kontribusi yang diberikan oleh guru dan teman sebaya tersebut dapat diwujudkan dengan menggunakan 4 metode, yaitu: 1). Scaffolding, 2). pelatihan kognitif, 3). tutoring dan 4). pembelajaran kooperatif.
Pada metode scaffolding pembelajaran menggunakan tehknik mengubah level dukungan sepanjang jalannya sesi pembelajaran. Orang yang lebih ahli (guru dan teman sesama siswa yang lebih ahli) memberikan bimbingan, serta menyesuaikan jumlah bimbingan dengan kinerja murid.
Pada metode pelatihan kognitif pembelajaran diarahkan pada keaktifan siswa, fungsi pakar (orang yang ahli) dalam pembelajaran ini adalah mendukung dan memperluas pemahaman pemula dengan menggunakan keahlian kultur. Aspek kunci dari pelatihan kognitif adalah evaluasi ahli atas kapan seorang siswa siap untuk melanjutkan materi pelajaran.
Pada metode tutoring, pembelajaran terjadi antara pakar dan pemula. Tutor bisa diambil dari pakar (ahli), sesama siswa yang memiliki kemampuan lebih dari teman-temannya atau setiap individu.
Pada metode pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan antara lain: 1). STAD, 2). Jigsaw, 3). Belajar bersama, 4). Investigasi kelompok, 5). Penulisan kooperatif.
Empat metode tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran PAI. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran PAI yang akan digunakan antara lain:
1). Tujuan yang akan dicapai; 2). Peserta didik; 3). Bahan atau materi yang diajarkan; 4). Fasilitas; 5). Guru; 6). Situasi; 7). Partisipasi; 8). Kebaikan dan kelemahan metode tertentu.
Metode scaffolding dan pelatihan kognitif sesuai digunakan dalam pembelajaran PAI aspek Aqidah akhlak dan fikih, dalam hal ini guru menjadi pemantau proses pembelajaran siswa dikelas. Guru dapat menugaskan siswa untuk mendemonstrasikan, mempraktekkan, bermain peran tentang materi tertentu, kemudian guru memberikan tambahan keterangan atau justifikasi permasalahan dari materi yang sedang di bahas.
Metode Tutoring dapat diaplikasikan pada materi PAI aspek Al-Qur’an hadits. Contohnya apabila guru sedang membahas tentang proses penciptaan manusia dalam AlQur’an, maka guru bisa mendatangkan seorang yang ahli dalam bidang kedokteran untuk membahas proses penciptaan manusia dari aspek kedokteran. Guru juga bisa mengajak siswa untuk menyaksikan proses kejadian manusia melalui CD sains yang telah banyak beredar. Dengan demikian pembelajaran PAI dapat diintegrasikan dengan pelajaran lain yang relevan dan dapat mengembangkan pemahaman siswa.
Dalam proses pembelajaran, siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan lebih berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja kelompok, daripada jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Latihan kerja sama sangatlah penting dalam proses pembentukan kepribadian anak.
Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi (Ibrahim, 2000,12). Keterampilan ini amatlah penting untuk dimiliki siswa dalam rangka memahami konsep-konsep yang sulit, berpikir kritis dan kemampuan membantu teman. Metode pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan pada materi semua aspek PAI yang membutuhkan adanya kerjasama dan kolaborasi antar siswa.
Guru dapat memodifikasi beberapa metode untuk satu materi pelajaran apabila dirasa perlu. Dengan adanya metode yang bervariasi siswa diharapkan lebih tertarik dan berminat untuk mengkaji dan mengembangkan pemahaman nya tentang Agama Islam untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Refleksi

Dari pemecahan masalah diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran PAI dapat didesain dengan menarik tanpa mengurangi subtansinya. Penggunaan berbagai macam metode yang diilhami dari pendekatan konstruktivis bisa menjadi alternatif yang lebih efektif dalam pembelajaran.
Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa siswa-siswa mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan dikerjakan secara bersama-sama (Semiawan, 1992,14). Contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Pada prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam untuk belajar karena didorong oleh rasa ingin tahu.
Teori konstruktivis sosial vigotsky memiliki perbedaan dengan teori kunstruktivis kofnitif yang diusung oleh piaget. Dalam hal ini terjadi pergeseran konpestual bahwa kognitif tidak hanya dikembangkan oleh individual, akan tetapi juga dikembangkan dan dibangun secara mutual / bersama-sama (Bearison&Dorval: 2002).keterlibatan orang lain membuka kesempatan bagi murid untuk memperbaiki pemahaman mereka saat pemahaman mereka bertemu dengan pemahaman orang lain, serta saat mereka berpartisipasi dalam pencarian pemahaman bersama.
Dengan mengaplikasikan beberapa metode dalam pendekatan konstruktivis, diharapkan pembelajaran PAI disekolah menjadi lebih efektif , kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Sehingga siswa dapat mengembangkan pemahaman tidak hanya dalam tataran konsep, tetapi juga dalam konteks riil. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya tentang Agama Islam dalam wujud perubahan pola pikir dan tingkah laku ke arah yang lebih positif.

Referensi:
· http// www.google.com-blog Diposting Oleh Anwar Holil. Sabtu:5 Juli 2008.
· Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam. Penerbit Rosda Karya, 2002.
· Santrock, Jhon . Educational Phsycology : The Mc Grow-Hill Companies: 2004.
· Zuhairini&Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penerbit UM Press: malang. 2004.




Tidak ada komentar: